Nilaisaham.com – Kajian kinerja perdagangan saham dari berbagai emiten pada akhir perdagangan Jumat (19/09) adalah informasi rutin yang disusun oleh Nilaisaham.com untuk mengulas perkembangan kinerja dan performa perdagangan di Bursa Efek Indonesia. Rekan trader dan investor perlu mengetahui bahwa data yang digunakan untuk analisis adalah data historis yaitu data perdagangan atau transaksi hari sebelumnya. Artinya, hasil analisis ini hanya menggambarkan kinerja perdagangan, dan tidak melakukan proyeksi atas kinerja emiten dan sahamnya pada perdagangan selanjutnya.
Sektor Industri Berkinerja Tinggi
Sektor industri adalah sektor yang mendominasi kinerja perdagangan saham minggu ini. Sektor ini harga sahamnya naik 4,55% pada sesi penutupan perdagangan hari Jumat (19/09). ASII, SMIL, dan UNTR adalah saham-saham yang menjadi top liquidity pada perdagangan akhir pekan. Sedangkan INDX, GPSO, dan IMPC adalah 3 emiten yang menjadi top gainers. Kemampuan menghasilkan laba yang baik, nilai tambah ekonomi perusahaan yang meningkat, dan laba bersih per lembar saham yang meningkat menjadi faktor pendorong tinginya kinerja saham emiten ini pada perdagangan akhir pekan.
Baca Juga: Emiten Bank Yang Lebih Profit: Indikator Profitability Score dari Nilaisaham.
Sektor Konsumsi, Industri dan Energi Berkinerja Sedang
Sektor dengan emiten berkinerja sedang terdiri atas sektor konsumsi non-siklikal (1,26%), sektor industri dasar (1,87%), dam sektor energi (1,05%). Top liquidity dipegang oleh emiten JPFA, AMRT, dan GZCO untuk sektor konsumsi siklikal. Top gainers untuk sektor konsumsi non-siklikal dipegang oleh emiten FISH, SKBM, dan JARR. Pengelolaan piutang yang efisien, kecepatan perputaran persediaan, dan penjualan yang tumbuh lebih baik menyumbang pada kinerja perdagangan dan harga saham emiten sektor konsumsi non-siklikal minggu ini.
Untuk sektor industri dasar, emiten-emiten dengan top liquidity yaitu ANTM, AMMN, dan BMRS, sedangkan top gainers dipegang oleh TALF, OPMS, dan BMRS. Peluang pertumbuhan emiten yang terbuka lebar, keputusan yang tepat terkait dengan pemilihan proyek-proyek investasi, dan struktur modal yang sehat dan seimbang antara ekuitas dan utang juga berkontribusi terhadap kinerja emiten ini.
Sektor energi dipegang oleh 3 emiten utama pada posisi top liquidity yaitu: DSSA, PTRO, dan CUAN. Posisi 3 top gainers dipegang oleh TEBE, INPS, dan RATU. Profitabilitas yang baik, struktur modal yang efisien dan pengelolaan beban utang yang baik, dan kepatuhan terhadap standar lingkungan memberikan pengaruh pada kinerja emiten sektor ini pada minggu ini.
Baca Juga: Pembahasan Cukai Rokok dan Saham Rokok: Bagaimana Strategi Investasinya?
Sektor Kesehatan, Infrastruktur, dan Teknologi Berkinerja Rendah
Sektor dengan kinerja rendah minggu ini adalah sektor kesehatan (0,75%), sektor infrastruktur (0,67%), sektor teknologi (0,04%), dan sektor keuangan (0,01%). Emiten sektor kesehatan yang menjadi top liquidity pada perdagangan Jumat (19/09) terdiri atas KLBF, SURI, dan PYFA, sedangkan posisi 3 top gainers dipegang oleh emiten MIKA, PRAY, dan PYFA. Kebijakan pemerintah di sektor kesehatan seperti kebijakan kelas rawat inap dan kepastian tarif baru iuran BPJS, serta permintaan layanan medis yang relatif stabil menyumbang pada kinerja emiten ini.
Sektor Infrastruktur juga memiliki kinerja rendah pada akhir perdagangan Jumat (19/09). Emiten pada sektor infrastruktur yang menempati posisi 3 top liquidity yaitu TLKM, BREN, dan SSIA. Posisi 3 top gainers dipegang oleh DATA, GMFI, dan ARKO. Pengurangan anggaran proyek pembangunan pemerintah, beban suku bunga yang tinggi serta struktur utang perusahaan, dan sentimen kebijakan dan kepastian regulasi adalah beberapa faktor utama yang berkontribusi pada kinerja tersebut.
Baca Juga: 12 Kategori Saham Di Bursa Efek Indonesia: Pahami Sebelum Investasi
Kinerja emiten sektor teknologi pada hari perdagangan Jumat (19/09) juga rendah. Emiten yang masuk pada kategori 3 top liquidity adalah IHSX, HDIT, dan KREN. Sedangkan emiten-emiten WIFI, WIRG, dan EMTK menempati posisi top liquidity. Kinerja sektor ini dipengaruhi oleh perubahan suku bunga acuan, total aset perusahaan, dan aliran dana asing.
Sektor keuangan yang menempati posisi 3 top liquidity adalah BBCA, BMRI, dan BBRI sedangan emiten-emiten HDFA, POLA, dan DEFI menempati posisi 3 top gainers. Data ini menunjukkan bahwa efek stimulus 200 triliun dari Menteri Keuangan tidak membuat 2 bank pemerintah mencapai posisi top gainers pada akhir pekan, kendati demikian, stimulus tersebut nampaknya berpengaruh pada meningkatnya volume transaksi saha-saham tersebut. Posisi top gainers tetap dipegang oleh lembaga keuangan non-bank. ***
Baca Juga: Stimulus 200 Triliun Bank Himbara: Mengapa Efeknya Cepat Meredup?
2 Comments