Home / Trading / 5 Kesalahan Asumsi Trading dan Investasi Saham

5 Kesalahan Asumsi Trading dan Investasi Saham

kesalahan asumsi trading

Nilaisaham.com – Banyak asumsi terkait dengan aktivitas trading dan investasi yang terus-menerus diajarkan, tetapi tidak selamanya benar. Kesalahan asumsi trading dan investasi saham tersebut menyebabkan rekan trader dan investor terlambat memahami teknik dan strategi yang tepat agar trading dan investainya menguntungkan. Simak masing-masing asumsi tersebut dan cara menhindarinya.

Profil Investasi

Kenali dirimu dan profil investasimu. Ini adalah nasehat pertama yang disampaikan hampir oleh semua analis atau coach investsasi. Seseorang dikatakan telah memahami profil investasini jika telah dapat membedakan tujuan atau motif investasinya. Investor harus melakukan investasi. Trader harus melakukan trading. Pertanyaannya bagaimana jika saham yang dipilih tidak sesuai dengan profil investasi? Jadi, profil investasi adalah kesesuaian antara kondisi pribadi seorang trader dengan aset yang menjadi tujuan investasi, serta kondisi atau faktor-faktor yang berpengaruh pada kondisi tersebut.

Baca Juga: 11 Top Gainers Saham Pada Perdagangan Kemarin

Risiko Investasi

Setiap investasi memiliki risiko. Dalam dunia investasi berlaku pameo “high risk, high return”. Kalau mau memperoleh profit atau gain yang tinggi, siap-siap untuk menghadapi risiko yang tinggi. Dalam dunia trading saham, pameo itu sebenarnya perlu dimodifikasi. Pameo seharusnya adalah “bearable risk, optimum return”. Tujuan dari setiap trader atau investor adalah mengoptimalkan profit pada kondisi risiko yang dapat diterima. Kalau slogannya masih “high risk, high return“, itu berarti rekan trader tidak pernah melihat investasi sebagai proses bisnis yang kinerjanya, baik risiko maupun profit, harus dikelola secara disiplin.

Investasi Lebih Untung

Ada juga anggapan bahwa investasi berjangka panjang lebih untung daripada trading berjangka pendek. Ini juga asumsi yang kurang tepat. Baik trading maupun investasi, memberikan return dan risiko yang kurang lebih sama, Kuncinya adalah manajemen proses trading dan investasi yang benar. Tidak ada seorangpun pelaku bursa yang murni melakukan motif untuk investasi saja atau trading saja. Investasi saja hanya mungkin dilakukan oleh trader pemula pada tahap belajar untuk menjajaki dunia trading dan investasi saham.

Baca Juga: Saham Auto Reject Atas: Harus Bagaimana?

Tidak Cut-Loss Saat Investasi

Banyak kasus di mana seorang investor tidak melakukan cut-loss karena motifnya adalah melakukan investasi jangka panjang. Biasanya kasus ini berakhir dengan turunnya nilai aset investor tersebut. Mengasumsikan bahwa investasi tidak memerlukan cut-loss adalah asumsi yang akan memperbesar risiko investasi itu. Karena motif trading maupun investasi sama-sama untuk mencapai profit atau gain, maka cut-loss wajib dilakukan. Jika tidak, siap-siap untuk kehilangan aset rekan trader.

Fundamental Tidak Perlu Untuk Trading

Asumsi ini juga keliru. Analisis fundamental, teknikal, dan sentimen diperlukan untuk memilih saham dan melakukan price action yang tepat. Yang berbeda adalah pada tahap-tahap apa analisis tersebut harus dilakukan. Jadi untuk mencapai tujuan investasi yang “bearable risk, optimum return”, semua analisis tersebut diperlukan. Abai terhadap analisis fundamental akan menyebabkan rekan trader berisiko menghadapi saham volatil.

Itu adalah 5 kesalahan asumsi yang harus dihindari oleh rekan trader. Sekali lagi, daftar asumsi tersebut hanya untuk diketahui sebagai pengetahuan awal bagi rekan trader pemula. Banyak hal kompleks yang harus dipelajari untuk mengatasi kesalahan asumsi tersebut. Pastikan rekan trader berlangganan artikel premium untuk memperoleh pengetahuan dan strategi trading dan investasi yang benar.***

Tagged:
error: