Home / Premium / Tarif Resiprokal Trump dan Kinerja Emiten Sawit: Bagaimana Kondisinya Sekarang?

Tarif Resiprokal Trump dan Kinerja Emiten Sawit: Bagaimana Kondisinya Sekarang?

tarif resiprokal trump

Nilaisaham.com – Harga saham emiten sawit pada hari perdagangan Selasa (10 September 2025) sebagian besar menguat. Padahal, ekspor produk Indonesia ke Amerika Serikat telah dikenai tarif resiprokal  Trump sebesar 19%. Bagaimana kinerja emiten sektor perkebunan kelapa sawit ini setelah berlakunya tarif resiprokal tersebut hingga saat ini? Simak ulasan berdasarkan riset yang dilakukan oleh nilaisaham.com berikut ini.

Tarif Resiprokal Trump

Kebijakan tarif resiprokal Donald Trump bagi Indonesia telah berlaku sejak 19 Agustus 2025 lalu. Ekspor sawit Indonesia ke negeri Paman Sam dikenai tarif 19%. Efeknya bervariasi. Ada saham emiten sawit yang menguat dan ada pula yang terkoreksi. Tetapi secara umum, emiten pada sektor ini (55%) relatif harga sahamnya menguat. Harga saham emiten sisanya tidak berubah atau bahkan menurun. Jadi efeknya bervariasitergantung pada faktor internal dan operasional perusahaan. Tapi setidaknya ini memberikan gambaran optimis bahwa emiten pada sektor ini masih cukup tangguh menghadapi kebijakan tarif tersebut.

Baca Juga: 3 Teknik Analisis Saham: Yakin Sudah Tahu?

Saham yang Menguat

Hasil riset Nilaisaham.com menunjukkan emiten-emiten berikut harga sahamnya menguat sejak berlakunya tarif resiprokal Donald Trump: PT Triputra Agro Persada Tbk (TAPG), PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG), PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI), PT Sampoerna Agro Tbk (SGRO), PT Perusahaan Perkebunan London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP), PT Cisadane Sawit Raya Tbk (CSRA), PT Jhonlin Agro Raya Tbk (JARR), PT Eagle High Plantations Tbk (BWPT), PT Gozco Plantation Tbk (GZCO), dan PT Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP). Faktor fundamental dan operasional dari emiten-emiten ini, selain faktor eksternal lain seperti cuaca yang tidak ekstrim dan harga acuan sawit di pasar global yang cenderung membaik adalah faktor yang berkontribusi positif bagi emiten-emiten ini.

Strategi Investasi

Rekan trader tentu dapat mempertimbangkan pilihan investasi pada saham-saham emiten di sektor kelapa sawit ini. Rekan trader yang ingin melakukan trading jangka pendek, tentu dapat memperoleh gain dari selisih kenaikan harga harian dari saham-saham ini. Sebaliknya, rekan trader yang ingin melakukan hold jangka panjang untuk saham-saham dari emiten ini juga dapat mempertimbangkannya. Tentu pilihan strategi itu adalah pilihan masing-masing rekan trader. Paling tidak, kebijakan Donald Trump untuk menurunkan tarif ekspor dari 32% menjadi 19% cukup positif buat portfolio rekan trader. Tinggal kemampuan mengelola strategi menghadapi perubahan faktor lain. ***

Baca Juga: 12 Kategori Saham Di Bursa Efek Indonesia: Pahami Sebelum Investasi

Tagged:

One Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: