Home / Analisis / India Tingkatkan Impor CPO: 5 Emiten CPO Ini Layak Dicermati!

India Tingkatkan Impor CPO: 5 Emiten CPO Ini Layak Dicermati!

impor CPO

Nilaisaham.com – Permintaan Crude Palm Oil (CPO) dari India terus meningkat signifikan pada 2025. Data yang dirilis oleh Solvent Extractor of India menunjukkan adanya lonjakan impor CPO India lebih dari 16% pada Agustus 2025. Tingginya kebutuhan minyak nabati untuk menyosong musim perayaan (festive season) di negara tersebut adalah faktor utama penyebab lonjakan tersebut. Kondisi ini membuka peluang bagi emiten kelapa sawit yang melantai di Bursa Efek Indonesia. Dan, tentu saja membawa peluang bagi rekan investor dan trader. Bagaimana ulasan lengkap dari kondisi ini? Simak analisisnya berdasarkan hasil riset yang dilakukan oleh Tim Redaksi Nilaisaham.com.

Lonjakan Impor CPO

Rilis dari Solvent Extractor of India pada 25 September 2025 lalu memuat berbagai informasi penting terkait dengan impor minyak nabati, khususnya CPO. Dari total 12,38 juta ton edible oil, 3,09 juta ton atau sekitar 25% diimpor dari Indonesia. Impor tersebut meningkat 7% atau setara dengan 1,62 juta ton edible oil pada Agustus 2025. Pada Juli 2025, total impor edible oil hanya mencapai 1,55 juta ton.  Setidaknya ada 4 momen festival besar yang akan meningkatkan konsumsi minyak nabati, yaitu Dussehra (Oktober 2025), Diwali (Oktober – November 2025), Pameran Puskhar dan Gurpurab (November 2025), dan Natal (Desember 2025).

Baca Juga: Update Terbaru Proyeksi Harga CPO 2025: 5 Faktor Penentu Pergerakan Harga

Emiten Produsen CPO

PT Astra Agro Lestari (AALI)

AALI merupakan salah satu emiten kelapa sawit terbesar di Indonesia dengan rekam jejak pertumbuhan stabil. Kenaikan permintaan ekspor ke India berkontribusi terhadap kenaikan volume produksi dan penjualan AALI, yang ditunjang oleh rasio return on equity (ROE) yang solid di atas 5,87% (annualized) dan earning per share (EPS) yang mencapai 729,59 (TTM). Saham AALI memberikan potensi keuntungan jangka menengah dengan volatilitas yang relatif terkendali.

PT Sampoerna Agro (SGRO)

SGRO menunjukkan fundamental yang kuat dengan peningkatan output sawit berkelanjutan di tengah tren permintaan tinggi dari India. Dengan ROE di kisaran 19,79% (TTM) dan EPS 591,97 (annualized). Saham SGRO mendapat dukungan dari program efisiensi dan penmbahan luas areal tanam.. Terlebih, kontribusi ekspor ke pasar India menjadikan SGRO opsi menarik bagi investor yang mengincar pertumbuhan jangka panjang.

PT Dharma Satya Nusantara (DSNG)

DSNG termasuk emiten dengan pangsa pasar kuat dan pengembangan produk biodiesel B50 yang mendukung stabilitas harga. Lonjakan permintaan CPO dari India membuat DSNG mengalami peningkatan penjualan ekspor dan pendapatan, dengan ROE di angka 14,97% (TTM) dan EPS 172,79 (annualized). Potensi dividen dan kenaikan harga saham DSNG layak diperhitungkan.

PT Eagle High Plantations (BWPT)

BWPT menunjukkan performa positif dengan fokus pada pengelolaan perkebunan yang efisien dan meningkatkan kualitas produksi minyak sawit. Restrukturisasi keuangan yang dilaksanakan membuat ROE 12,04% (TTM) dan EPS 10,90% (annualized). Lonjakan permintaan ekspor India menambah sentimen positif terhadap harga saham BWPT.

PT Provident Agro (PALM)

PALM adalah salah satu emiten kecil menengah yang mulai menunjukkan pertumbuhan stabil dengan pasar ekspor yang berkembang. Dengan fokus pada pengembangan teknologi pemanenan dan peningkatan produktivitas, saham PALM memiliki ROE sekitar -34,60% (TTM) dan EPS 51,78 (annualized). Permintaan CPO India yang tinggi menjadi katalis tambahan untuk saham PALM.

Risiko dan Peluang

Meskipun permintaan India bertumbuh, tetap ada risiko volatilitas harga minyak dunia dan kebijakan perdagangan global yang bisa memengaruhi rantai pasok komoditas ini. Di sisi lain, tren kebijakan biodiesel B50 di Indonesia dan relaksasi aturan ekspor memberikan peluang kuat untuk stabilitas harga saham CPO. Para investor perlu mewaspadai risiko fluktuasi nilai tukar rupiah dan potensi perubahan kebijakan impor dari India yang bisa berdampak pada volume ekspor.

Strategi Investasi

Lonjakan permintaan ekspor adalah salah satu faktor saja yang berkontribusi pada prospek investasi pada emiten di sektor perkebunan kelapa sawit dan saham CPO. Banyak faktor lain yang perlu dipertimbangkan sebelum rekan investor dan trader memutuskan untuk membeli atau menjual saham yang perlu dianalisis lebih lanjut. Faktor kebijakan, faktor teknikal, dan faktor psikologi pasar serta profil risiko dan motif investasi juga perlu dippertimbangkan untuk merumuskan strategi investasi yang tepat.***

Baca Juga: Kinerja Perdagangan Saham Minggu Kedua September 2025

Tagged:
error: