Nilaisaham.com – Emosi dan rasionalitas adalah dua faktor utama yang menentukan kinerja seorang trader. Kemampuan mengelola emosi dan bersikap rasional adalah salah satu strategi terpenting agar pilihan investasi dan trading menghasilkan profit. Sebaliknya, kegagalan mengelola emosi akan menyebabkan kegiatan investasi dan trading menjadi irasional. Simak 14 kategori emosi trading tersebut agar kinerja inevasti dan trading rekan sekalian menjadi lebih baik.
Paling tidak ada 14 siklus emosi trader yang harus diketahui agar seorang trader maupun investor dapat menjalani kegiatan trading atau investasinya dengan baik. Emosi tersebut membentuk siklus karena terjadi secara bertahap dan akan terulang kembali pada setiap proses trading yang dilakukan. Simak 14 jenis emosi yang menjadi bagian dari psikologi trading yang wajib diketahui oleh trader.
Kategori Emosi Trading
OPTIMISME – Optimisme adalah emosi yang menodorng rekan investor atau trader untuk memilih saham tertentu sebagai pilihan investasi. Data dan informasi yang diterima atau preferensi subjektif rekan investor mendorong tindakan untuk mempelajari hingga melakukan entry pada suatu jenis saham.
KEGEMBIRAAN – Optimisme rekan investor dan trader berubah menjadi rasa gembira. Posisi entry ternyata benar karena rekan investor dan trader berhasil membangun posisi entry yang tepat sehingga portfolio bernilai positif.
Baca Juga: 5 Saham Top Gainers Minggu Ini (22-26 September 2025)
SENSASI – Saat hari pertama setelah melakukan entry, harga bergeraknaik. Nilai portfolio bergerak juga naik. Rekan investor dan trader mulai merasa semua berjalan sesuai rencana, pilihan telah dilakukan dengan tepat, dan profit di depan mata.
EUFORIA – Harga saham terus naik. Rekan investor dan trader benar-benar terperangah karena profit telah melebihi ekspektasi, tapi terus bergerak naik. Semua bergerak dalam waktu cepat dan singkat. Trading terasa menjadi kegiatan yang mudah. Beberapa rekan trader bahkan ada yang menambah jumlah saham yang dimiliki. Rekan investor mulai berpikir untuk menjadi trader saja karena profitnya sudah di depan mata.
KEGELISAHAN – Harga tiba-tiba berbalik arah. Rekan trader mulai gelisah. Profit mulai berkurang sedikit demi sedikit. Rekan kberusaha menahan nafas. Muncul dilema antara jual atau tidak karena bisa jadi ini adalah pola sementara dan bagaimana kalau harga kembali naik lebih tinggi? Rasanya rugi kalau exit saat ini karena tingkat keuntungan sudah lebih rendah. Dan, rekan trader mulai berpikir bahwa kondisi ini wajar jika tujuannya untuk investasi.
PENYANGKALAN – Harga terus turun. Rekan trader mulai tidak yakin bahwa harga akan naik. Tapi masalahnya, exit sudah terlambat karena keuntungannya sudah sangat tipis. Terlambat untuk exit. Lebih baik menunggu saja sampai harga berbalik arah lagi. Pikiran untuk menjadi investor juga membuat rekan trader tidak segera melakukan exit.
KETAKUTAN – Tidak! Harga terus turun dan sekarang tingkat keuntungan malah nol. Rekan trader mulai khawatir jangan sampai keuntungan menjadi negatif karena harga bergerak turun lebih rendah daripada harga beli. Exit tidak mungkin karena tidak menghasilkan apa-apa. Rekan trader mematikan laptop dan mulai menimbang bahwa investasi adalah pilihan yang tepat pada kondisi ini.
KEPUTUSASAAN – Benar saja. Harga turun dan nilai kerugian di depan mata. Portfolio sudah mulai memerah. Persentasenya memang masih dalam batas toleransi. Tapi ya, ini jelas posisi rugi. Rekan trader masih toleran karena kerugianya dapat diterima. Rekan trader bertahan sambil berharap harga akan naik. Jika tidak segera, paling tidak beberapa waktu.
PANIK – Harapan ternyata tidak menjadi kenyataan. Harga terus turun. Kerugian bertambah, tapi kalau exit kerugian akan bertambah karena ada fee broker yang harus dibayarkan. Posisi menjadi serba salah karena tindakan exit malah menabh kerugian lebih besar. Rekan trader memilih bertahan untuk menghindari kerugian. Bayang-bayang inestasi menjadi penghibur pada kondisi ini.
MENYERAH – Akhirnya, semua ekspektasi dan analisis ternyata salah! Kerugian karen harga yang terus menurun lebih besar daripada fee broker. Rekan trader merasa benar-benar telah membuat kesalahan fatal. Akhirnya, exit!
PUTUS ASA – Rekan trader merasa bahwa saham bukanlah pilihan yang tepat. Ada rekan trader yang memandang bahwa trading ternyata kegiatan yang penuh risiko dan sukar dikendalikan. Ada pula rekan trader yang merasa perlu memperbaiki diri dan mengendalikan ekspektasi.
DEPRESI – Rekan trader ada yang menyalahi atau membodohi diri sendiri. Beberapa menyesali telah melakukan kegiatan yang penuh risiko ini. Tapi, ada juga yang melakukan refleksi dan mencari letak kesahan yang dilakukan sehingga terjebak pada kondisi tersebut.
HARAPAN – Rekan trader yang tidak putus asa kemudian menyadari bahwa setiap saham memiliki siklus sendiri. Rekan trader berusaha menerima kenyataan dan mulai muncul keinginan untuk melakukan trading kembali.
LEGA – Pasar modal terlihat positif. Harga-harga saham bergerak uptrend. Rekan trader merasa kondisi sudah membaik dan menyadari kesalahan pribadi yang dilakukan. Beberapa mulai berpikir untuk mencoba lagi dan yakin akan lebih baik karena telah mengetahui kesalahan yang dilakukan sebelumnya.***
3 Comments